# # Bukan Laman Resmi # # Jalan Letjend Sutoyo 78 Pare Kediri # Misa Mingguan Pagi : 06.30 WIB # Misa Mingguan Sore : 18.00 WIB # Misa Harian Pagi (Senin, Selasa, Kamis, Sabtu ) : 05.30 WIB # Misa Harian Sore (Rabu, Jumat ): 18.00 WIB # Misa Bahasa Jawa : Minggu ke V Tiap Bulan pukul 18.00 WIB #

Minggu, 13 Juli 2014

Apa unsur-unsur penting perayaan liturgi SakramenTobat ?

13 Juli 2014

          Pada dasarnya ada dua unsur di dalam Sakramen Tobat, yamg terdiri dari : 1) tindakan dari Allah, dan 2) tindakan dari manusia. Tindakan dari Allah merupakan penggerak utama dalam Sakramen Tobat sedangkan tindakan dari manusia adalah merupakan jawaban atas respon manusia terhadap tindakan Allah. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa kasih dan belas kasihan Tuhan adalah penggerak pertama dan utama untuk pertobatan manusia.
            Kasih dan belas kasihan Tuhan juga menjadi dasar kepercayaan bagi pendosa untuk mendapat pengampunan dalam Sakramen Tobat, yang diwakili oleh para iman yang bertindak atas nama Kristus untuk memberi pengampunan atau absolusi. Tindakan dari Allah ini memberikan rahmat kepada manusia untuk menyadari akan dosa-dosanya dan dengan rahmat tersebut membuat manusia yntuk kembali kepada Allah, jika manusia bekerja sama dengan rahmat Allah terrsebut. Jadi dapat dikatakan bahwa dalam pertobatan, Tuhan adalah penggerak utama yang membimbing manusia kepada Allah.
           Dalam tahap ini, Allah sudah menjalankan bagian-Nya yang paling penting dalam pertobatan manusia. Namun, manusia harus bekerja sama dengan rahmat ini. Dalam kedaan berdosa, jawaban terbaik manusia terhadap rahmat Tuhan adalah pertobatan.
            Di dalam proses Sakramen Tobat, ada tiga langkah yang harus dijalankan pendosa yang terdiri dari : 1) penyesalan, 2) pengakuan,  3) penyilihan (penitensi). Kenapa harus ada ketiga hal ini ? Karena kita berdosa kepada Tuhan dengan tiga cara : 1) dengan pikiran, 2) dengan perkataan, 3) dengan perbuatan.
            Pertobatan mendorong pendosa untuk menerima segala sesuatu dengan rela hati : di dalam hatinya ada penyesalan, di mulutnya ada pengakuan, dan dalam tindakannya ada kerendahan hati yang mendalam atau penitensi yang menghasilkan buah.

Sumber : Katekese Liturgi Keuskupan Surabaya 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar