# # Bukan Laman Resmi # # Jalan Letjend Sutoyo 78 Pare Kediri # Misa Mingguan Pagi : 06.30 WIB # Misa Mingguan Sore : 18.00 WIB # Misa Harian Pagi (Senin, Selasa, Kamis, Sabtu ) : 05.30 WIB # Misa Harian Sore (Rabu, Jumat ): 18.00 WIB # Misa Bahasa Jawa : Minggu ke V Tiap Bulan pukul 18.00 WIB #

Kamis, 07 Agustus 2014

Bagaimana jika seorang peniten tidak melaksanakan "penitensi" yang diberikan dalam Sakramen Tobat ?

27 Juli 2014

   Peniten atau pentobat adalah orang beriman kristiani yang menyesali dosa dan berniat memperbaiki  diri, bertobat kembali kepada Allah ( Kan 987). Dari peniten diharapkan ada ketulusan menentukan keutuhan dan kesempurnaan penghapusan dosanya adalah a) ras penyesalan b) pengakuan dosa,  dan c) penerimaan penitensi/ silih/ satisfactio dan melaksanakannya.
    Penitensi yang diberikan dalam Sakramen Tobat lebih merupakan ungkapan komitmen pribadi penitensi untuk memulai hidup baru di hadapan Allah. Komitmen ini bertujuan untuk memulihkan diri dan hidupnya yang telah rusak akibat dosanya sendiri. Jadi, penitensi itu diberikan dengan tujuan untuk melemahkan akar-akar dosa yang ada dalam dirinya.
      Bagaimana jika seorang peniten tidak melaksanakan " penitensi " yang diberikan dalam Sakramen Tobat ? Jawabannya jelas, peniten tidak serius ingin bertobat dan memulai hidup baru di hadapan Allah. Penitensi adalah bagian dati penyembuhan. Penitensi merupakan suatu langkah kecil awal untuk mengubah cara hidup peniten yang telah dirusak oleh dosanya sendiri. Penitensi dalam Sakramen Tobat sebetulnya memberikan kesempatan kepada peniten kekuatan untuk melakukn perubahan Jika peniten tidak melaksanakan penitensi yang diberikan berarti tidak mau berubah.
    Jadi perlu dipahami secara utuh apa maksud yang diberikan dalam Sakramen Tobat. Penitensi atau silih pertobatan :

  1. Tindakan laku-tapa yang dilakukan peniten setelah menerima absolusi dan melengkapi ungkapan tulus pertobatan.
  2. Silih juga merupakan tanda komitmen pribadi untuk memulai hidup baru di hadapan Allah.
  3. Dengan melakukan tindakan silih peniten menyatukan matiraga fisik dan rohani pada sengsara Yesus yang telah memperoleh perdamain untuk kita.
  4. Jadi, penitensi  merupakan ungkapan peniten untuk memulihkan diri dan hidup yang rusak akibat dosanya sendiri.
Sumber : Katekese Liturgi Keuskupan Surabaya 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar