# # Bukan Laman Resmi # # Jalan Letjend Sutoyo 78 Pare Kediri # Misa Mingguan Pagi : 06.30 WIB # Misa Mingguan Sore : 18.00 WIB # Misa Harian Pagi (Senin, Selasa, Kamis, Sabtu ) : 05.30 WIB # Misa Harian Sore (Rabu, Jumat ): 18.00 WIB # Misa Bahasa Jawa : Minggu ke V Tiap Bulan pukul 18.00 WIB #

Minggu, 26 Oktober 2014

Renungan Minggu Biasa XXX , 26 Oktober 2014

         Bacaan di minggu ke XXX tahun A dari Mat 22:23-40, yang juga dituliskan di Mrk 12:28-34; 
Luk 10:25-28, terasa sangat akrab di telinga kita, karena sering kita dengar dan sering didengungkan dari mimbar, dan lebih tepatnya, karena di dalam dua perintah itu mengasihi Tuhan dan mengasihi sesama terletak di seluruh hukum Taurat dan kitab para nabi. Namun, meskipun dua perintah ini sering kita dengar, namun mungkin sulit untuk dilaksanakan. Padahal, kalau kita telit, manusia secara kodrati dapat mengasihi Tuhan dan sesama. Kodrat ini diangkat derajatnya oleg rahmat Allah dalam Sakramen Baptis, sehingga manusia dapat mengasihi Allah secara lebih sempurna (adi-kodrati), yang berakibat kemampuan yang lebih untuk mengasihi sesama.

Perintah Utama dalam hal Mengasihi adalah Hukum Kodrat
       Kalau kita teliti meneliti sepuluh perintah Allah ( Kel : 20:1-17), maka kita dapat melihat bahwa hukum-hukum di dalam sepuluh perintah Allah merupakan penjabaran dari hukum kodrat yang sempurna. Hukum kodrat ini adalah hukum atau peraturan yang terpatri di dalam setiap hati manusia. Dalam sepuluh perintah Allah, kita dapat melihat adanya perintah kasih dalam dua kelompok, yaitu hukum 1-3 adalah perintah untuk mengasihi Tuhan dan hukum 4-10 untuk mengasihi sesama. Urutan ke-10 perintah Allah tidak diberikan atas dasar kebetulan, tetapi menurut St Thomas Aquinas, memang ada alasannya tergantung dari tingkat prioritasnya. Untuk mengasihi Allah, kita harus melakukan tiga hal, yaitu : (1) Tidak boleh mempunyai Allah lain, yang dituliskan : Jangan menyembah berhala, berbaktilah kepadaKu saja, dan cintailah Aku melebihi segala Sesuatu; (2) Harus memberikan kepada Allah penghormatan, yang dituliskan : Jangan menyebut nama Tuhan Allahmu dengan tidak hormat ; (3) Kita harus beristirahat di dalam Tuhan, yang dituliskan : Kuduskanlah hari Tuhan. Dan untuk membuktikan kasih kita kepada Allah, maka kita harus mengasihi sesama seperti yang dijabarkan dalam perintah 4-10, yaitu : (1) Kita harus mengasihi orang tua kita, yang dituliskan : Hormatilah ibu-bapamu; (2) Kita tidak boleh melukai sesama kita dengan perbuatan baik dengan melukai seseorang, yang dituliskan : Jangan membunuh ; atau merusak perkawinan seseorang, yang dituliskan : Jangan berzinah ; atau mengambil barang atau harta milik sesama, yang dituliskan : Jangan mencuri ; (3) Kita tidak boleh melukai sesama kita dengan perkataan dan pikiran, melukai sesama dengan pikiran, yang dituliskan : Jangan mengingini istri sesamamu dan Jangan mengingini milik sesamamu secara tidak adil.
          Penjelasan yang lain dari 10 perintah Allah adalah, dalam mengasihi Allah, maka kita harus mempunyai (1) kesetiaan, (2) penghormatan, dan (3) pelayanan, dalam mengasihi sesama, kita harus (4) menjalankan tugas untuk wakil Tuhan di dunia ini dan menjalankan tugas untuk diri sendiri dan sesama dalam (5) melindungi kehidupan, (6) kemurnian, (7) harta milik, (8) kehormatan, (9 dan 10) melindungi kehidupan keluarga.
         Mengasihi sesama merupakan salah satu jawaban Yesus kepada orang yang bertanya soal hukum yang terutama. Jawaban Yesus adalah hukum kasih, kasih kepada Allah dan sesama merupakan pusat dari hukum Taurat. Seseorang yang mengasihi Allah harus mengasihi sesama. Begitu juga sebaliknya, mengasihi sesama adalah wujud kasih kepada Allah. Keduanya saling melengkapi dan tidak dapat dipisahkan. Kita tidak dapat memenuhi hukum yang satu dan mengabaikan yang lain. Melakukan hukum yang satu berarti juga melakukan hukum yang lain. Kita harus melakukan kedua hukum itu dengan segenap hati, jiwa, dan akal budi. Artinya, kita mengasihi Allah dan sesama dengan seluruh keberadaan kita.
         Dalam menikmati hidup ini, tak jarang kita abaikan sesama sebab yang menjadi fokus adalah diri kita sendiri. Saat kita menghayati ajaran Tuhan Yesus tentang cinta kasih, kita diingatkan bahwa kita tidak hidup sendiri di tengah dunia ini. Hidup ini terlalu indah untuk dinikmati sendirian.Kita diundang untuk mempraktikkan ajaran Tuhan Yesus dalam menikmati indahnya hidup ini. Ajaran ini tidak sulit, hanya bersediakan kita ? (Y'se)
     

Tidak ada komentar:

Posting Komentar