Dalam kalender liturgi dikatakan bahwa hari minggu pertama sesudah natal dalam masa yang disebut Oktaf Natal, jadi selama delapan hari sudah persyasn Gereja biassnya disebut salah satu Oktaf begitu ditetapkan sebagai Pesta Keluarga Kudus. Hari ini adalah Pesta Keluarga Kudus itu. Saya kira setiap orang kristiani tahu apa itu Keluarga Kudus atau siapa yang disebut Keluarga Kudus, dengan mudah orang orang akan menyebut Marie, Yosef, dan kanak-kanak Yesus. Tetapi apakah memsng hari ini kita mau merenungkan riwayat hidup keluarga nazaret itu. Mungkin tidak sepenuhnya demikian, kiranya Gereja punya tujuan dan maksud dengan perayaan Pesta Keluarga Kudus hari ini. Pesta ini sendiri sebeyulnya baru mulai dirayakan secara umum di seluruh Gereja pada tahun 1921 atas keputusan Paus Benediktus XVI.
Gereja ingun mengajak kita untuk mendorong penghayatan semangat Kristiani di dalam keluarga-keluarga Katolik. Lalu ditampilkan keluarga Nazaret itu sebagai teladan bagi keluarga-keluarga orang beriman. Walaupun sebetulnya umat sendiri sudah cukup lama merayakan Keluarga Kudus itu bahkan jauh sebelum penetapan resmi tadi, sejak tahun 1630. Hanya saja mula-mula fokus perhatian yang diutamakan dipusatkan pada Santo Yosef sebagai teladan para bapak. Karena itu lalu juga muncul banyak perkumpulam bapak-bapak yang bersemangat untuk mengikuti teladan St.Yosef.
Dalam perjalanan selanjutnya Bunda Maria lalu diikutsertakan. Tetapi rupa-rupanya bukan hanya Yusuf dan Maria saja, ternyata dalam perjalanan selanjutnya ada keluarga lain yang ditampilkan juga sebagai teladan keluarga beriman yaitu Zakaria dan Elisabeth, tentunya bersama Yohanes Pembaptis anak mereka, juga St. Yoakim dan St. Ana tentunya bersama dengan Bunda Maria. Disamping itu tadi di dalam injil juga ada dua orang lain, yaitu Simeon dan Hanna. Pokoknya mereka semua yang dipandang ikut memperhatikan terlibat dalam mempersiapkan kedatangan kanak-kanak Yesus. Namun sebetulnya yang mau dipestakan terutama adalah para orsng tua, terutama orang tua sebagai pengasuh anak-anak.
Dalam perjalanan selanjutnya ada juga keinginan untuk menampilkan kanak-kanak Yesus sebagai teladan. Cuma kalau dipikir-pikir kalau kanak-kanak Yesus mau dijadikan teladan untuk juga pada kanak-kanak umumnya apa kira-kira yang mau diteladankan? Apalagi pada kalimat terakhir dalam Injil hari ini dikatakan," Bayi itu bertambah besar dan menjadi kuat. Penuh hikmat kasih Allah ada padanya". Catatannya sangat sedikit. Atau mungkin ada cerita lain yang diceritakan Matius ketika dibawa mengungsi ke Mesir tapi itu juga masih kecil. Atau ketiks pada usia 12 tahun mulai diajak untuk ikur merayakan Paskah di Yerusalem, lalu meninggalkan diri di Yerusalem di Bait Allah. Tapi saya kira kalau itu yang mau ditampilkan sebagai teladan mungkin malah membingungkan. Kita semua kenal ceritanya, apalagi juga sering didoakan kalao berdoa Rosario salah satu rangkain peristiwa yang direnungkan kanak-kanak Yesus ditemukan kembali di Bait Allah di Yerusalem. Gitu kan ? Yang terjadi disana sepertinya ketika orang tuanya menemukan kembali , anak ini kok tidak peduli. Ketika ibunya dan bapaknya yang sudah keroyo-keroyo sampai tiga hari kebingungan mencari, ketika ketemu tentunya senang. Lalu menegur menanyakan," Nak, kenapa kamu berbuat demikian kepada kami?". Jawabannya saya kira tidak ada orang tua yang senang dijawab seperti itu. " Mengapa kamu mencari aku. Aku kan mesti ada di rumah Bapaku". Apalagi yang dikatakan, maka lalu penginjik hanya mencatat, " Maria mencatat semua perkataan itu dalam hatinya". Para orang tua juga saya kira tidak senang, kalau anaknya yang masih remaja memberi jawaban seakan-akan tidak memperdulikan orang tuanya. Maka memang yang mau ditampilkan sebgaai teladan pasti bukan kanak-kanak Yesus itu tadi tetapi contoh hidup orang tuanya. Maka mungkin dengan menampilkan bacaan pertama tadi, kita sering tidak mampu menangkap apa yang sebetulnya yang menjadi kehendak Tuhan. Tetapi Abraham tetap percaya karena dia yakin bahwa yang memanggil dis, Dia juga yang akan menuntun jalan kehidupannya.
Maka memang yang pertama kita bisa belajar memohon agar kita juga berani berusaha dan mempercayakan diri kepada Tuhan sepenuhnya seperti sikap Abraham itu. Atau juga hal lain yang ingin disampaikan ajakn untuk mencoba mendalami sikap-sikap hidup mereka ini. Terutama Maria dan Yosef bagaiman mereka menuaikan tugas-tugas harian yang sederhana dan biasa tetapi dengan tekun dan penuh kesetiaan. Ini yang seringkli
Maka memang yang pertama kita bisa belajar memohon agar kita juga berani berusaha dan mempercayakan diri kepada Tuhan sepenuhnya seperti sikap Abraham itu. Atau juga hal lain yang ingin disampaikan ajakn untuk mencoba mendalami sikap-sikap hidup mereka ini. Terutama Maria dan Yosef bagaiman mereka menuaikan tugas-tugas harian yang sederhana dan biasa tetapi dengan tekun dan penuh kesetiaan. Ini yang seringkli
Tidak ada komentar:
Posting Komentar