# # Bukan Laman Resmi # # Jalan Letjend Sutoyo 78 Pare Kediri # Misa Mingguan Pagi : 06.30 WIB # Misa Mingguan Sore : 18.00 WIB # Misa Harian Pagi (Senin, Selasa, Kamis, Sabtu ) : 05.30 WIB # Misa Harian Sore (Rabu, Jumat ): 18.00 WIB # Misa Bahasa Jawa : Minggu ke V Tiap Bulan pukul 18.00 WIB #

Minggu, 06 Juli 2014

Apa yang dimaksud dengan perayaan liturgi Sakramen Tobat ?

6 Juli 2014

       Dalam perayaan Liturgi Sakramen Tobat "pertama-tama si pentobat harus berpaling kepada Allah dengan segenap hati. Pertobatan batin ini dinyatakan lewat pengakuan kepada Gereja, pelaksanaan penitensi (denda) yang ditetapkan dan pembaharuan hidup". Yang pokok adalah tobat.  Pemgakuan serta denda tidak lain daripada pernyataan tobat itu. Dari pihak lain, " lewat tanda absolusi Allah memberikan ampun kepada si pendosa, yang dengan pengakuan sakramental menyatakan pertobatannya kepada pelayan gereja". Tetapi ditegaskan, bahwa" yang paling penting adalah apa ya g dilakukan oleh orang beriman sendiri, selaku pentobat" dan " bersama dengan imam ia merayakan liturgi Gereja, yang terus menerus membaharui diri". Itulah sebabnya mengapa sakramen ini disebut Sakramen Tobat.
          Yang harus dilakukan oleh peniten dalam Sakramen Tobat dua hal : pengakuan dan penitensi  Tetapi hendaknya ia juga menyatakan tobatnya dengan laku tapa dan matiraga sukarela. Sakramen Tobat tetap terarah pada penerimaan kembali oleh Allah di dalam Gereja. Tetapi ditekankan bahwa "  perayaan Salramen Tobat selalu merupakan pengakuan iman Gereja". Sakramen Tobat itu "sakramen iman", di dalamnya secara khusus terungkapkan iman orang berdosa. Oleh rahmat Allah orang sadar akan kemalangannya sendiri, dan menyatakan kelemahan di hadapan Allah. Allah sendiri menarik orang berdosa. Dengan mengakui diri orang berdosa, maka manusia menyerahkan diri lagi kepada Allah yang maharahim. Yang pokok bukan dosa, melainkan diri orang yang sebagai pendosa mohon belas kasihan Tuhan. Allah senantiasa menawarkan rahmat- Nya kepada pendosa, tetapi manusia harus mau menerimanya. Itu terjadi dalam Sakramen Tobat. Iman dan tobat tidak dapat dipisahkan.  Tobat itu iman orang berdosa. Dan walaupun  "Gereja adalah suci, namun sekaligus harus selalu dibersihkan, serta terus menerus menjalankan pertobatan dan pembaharuan"(Lumen Gentium, no.8).  Oleh karena itu, iman Gerejs selalu berupa tobat. Kalaupun orang tidak selalu terpisah dari Allah karena dosa-dosa yang besar, dosa kecil pun memperlihatkan kedosaan manusia.


Sumber : Katekese Liturgi Keuskupan Surabaya 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar